13 Maret 2016

Lelaki Buaya Atau ???



Hasil gambar untuk Lelaki Buaya
LELAKI BUAYA ATAU …….
Saya pernah memarah pada kenyataan yang ada. Semakin kesini perempuan banyak menjadi korban. Di TV beritanya tentang gores luka pada perempuan. Pun Koran, majalah apalagi internet. Semuanya tentang perempuan teraniaya dan siksa batin maupun fisik.
Luka tentang rumah tangga, atau pranikah. Tapi semakin kesini saya sering bertanya-tanya. Yang salah sebenarnya siapa? Dan siapa yang memulainya terlebih dahulu.  Apa karena kodrat wanita yang lemah ? atau karena perbandingan perempuan yang semakin banyak. Uhhh… Ngilu rasanya melihat realitas yang ada di depan mata.
Sepertinya tidak tepat menyalahkan sepenuhnya pada pihak laki-laki. Banyak juga perempuan yang menjadi pelaku, karena kecemburuan yang berlebih, cemburu buta misalnya, dengan santai ia menuduh lelakinya berselingkuh dan pada akhirnya kenyataan yang terjadi sama persis seperti yang di tuduhkan.
Kalau ingin bahagia, sepertinya memulai suatu hubungan harus berlandaskan aturan dalam Agama. Yang secara rinci dan indah mengajari kita, dari langkah pertama sampai langkah terakhir. Dari kelahiran sampai kematian. Menyandarkan cinta pada Sang Maha Cinta. Takkan lagi yang terluka. Toh udah kita pasrahkan hidup kita pada Sang Pencipta.
Memulai semuanya dengan sebuah senyuman. Allah bersama orang-orang yang sabar dan shalat. Kan nggak adalagi derita dalam biduk rumah tangga? Atau pranikah. Karena islam mengajarkan yang demikian.
Insya Allah…
*OneDayOnePost

4 komentar:

  1. kekerasan dalam berpasangan sebagian besar diberitakan lelaki yg jadi pelaku. padahal banyak di luaran sana wanita yang Malah jadi pelaku. entah kekerasan verbal atau fisik. korban kekerasan lantas mencari pelarian berupa wanita idaman lain. kemudian mendapatkan kekuatan untuk menyerang balik

    BalasHapus
  2. Bingkai agama benar-benar pelindung dlm rumah tangga.

    BalasHapus
  3. Iya mbak. Trkadang sadar juga tidak selamnya lelaki yang menjadi tersngka.
    Semoga seandainya kita udh da keluarga. Tidak sedemikian ya mbk.
    Makasih mbak udh mampir :)

    BalasHapus
  4. Mbak Ratih.. syukron udh mmpir.
    Kunci bhagia adlah sejalan dgn aturan agama. Semoga kita yg lmah ini.
    Istqmah . Aamiin

    BalasHapus