RAJUTAN
MIMPI GADIS ACEH SINGKIL
Senja
yang tergantikan hujan lebat, sore ini membuyarkan lamunanku, yang masih
terengah-engah di pelataran rumahku. Aku masih menunggu senja sore ini, aku
masih risau adakah sang senja yang mau singgah untuk sekedar berteduh di gubuk
kami yang reok ini. Aku di kagetkan oleh suara halilintar Yang bersahut-sahutan
menemani bergantinya malam. Aku kembali melanjutkan aktifitasku yang sempat
terseok-seok tidak jelas kemana arah aku melangkah, aku akan kembali untuk
menjajakan kesederhana’anku yang semakin tidak karuan. Langkahku melaju,
melatih fikirku untuk terus berkembang. Aku
diam dan aku mati.
Aku
menapak di bebatuan ini, di temani
ibundaku yang semakin hari semakin sakit, semakin hari semakin mengeriput
pipinya, aku terus perhatikan langkahnya, yang berjingkat-jingkat menahan sakit
yang ada di tumit ibu, dia tetap naik turun bukit untuk mencari sesuap nasi,
untuk melanjutkan hari esok, sedikt lebih baik, untuk bekal anak-anaknya yang
masih duduk di bangku perkuliahan, aku sempat berfikir untuk hengkang dari
semua ini, tapi setelah fikirku berdamai dengan hatiku, aku sadar aku salah,
aku pasti bisa membalas semua tetesan keringat ibunda dengan senyum-senyum
terindah di masa depan. Insya Allah.
Aku
takut sa’at esok aku tidak mampu menatapnya, aku takut sa’at esok aku pulang ke
rumah hanya tinggal jasad ibundaku, oh Tuhan,,,. Aku pasti tidak mampu menahan
amarah yang menjadi-jadi, aku akan marah pada diriku, karena aku belum bisa
membalas semua pengorbananya. Aku belum mengucapkan satu kata”terimakasih”. Yah
itu akan menjadi bayang-bayang PENYESALAN seumur hidupku.
Tetesan
air hujan sore ini menghantarkanku untuk kembali mengais sebutir angan dan
mimpiku, sebait senyum nenek tercintaku, yang hingga sa’at ini masih menopang
seluruh tanggung jawab, yang seharusnya bukan dia, dia sekarang hanya tinggal
menati senja dengan duduk manis di teras rumah bersama kakek tercintaku, tapi
tidak, semuanya hanya ada dalam cerita di buku dongengku,semua hanya ada dalam
lamunan senja yang hanya tinggal cerita, semua yang seharusnya tinggal
menikmati secangkir kopi jahe kesuka’an nenek di pinngir pantai berdua.
Tapi
semua itu tidak terjadi, hari minggu, dia pergi ke pajak untuk melanjutkan
usaha dagangnya, dengan tanpa kuli angkat barang, aku terpukul, aku sedih
melihat semua kenyata’an ini, bisakah aku merubahnya, ?? aku hanya jinnga, tapi
aku ingin menjadi pelangi cantik untuk orang-orang tercinta, aku ingin setiap
senyum tulusku mampu sedikit merubah keada’an yang selama ini suram, yah
mungkin semua ini akan berjalan lama tapi aku tidak menyerah, Allah akan selalu
ada di dekatku.
Berdamailah
dengan hati, katakana pada hatimu “Allah akan selalu ada susah ataupun senang”.
#OneDayOnePost
Tidak ada komentar:
Posting Komentar