16 Maret 2016

Antara Aku dan MTQ 2015





Bismillahirahmanirrahim...
Aku mengerling sebentar saja. Diantara nelangsa kesedihan yang berturut-turut aku alami. Siang itu aku merarasa jenuh dengan kegiatan kampus, kepala nyut-nyutan. Mau pecah. Tiba-tiba datang seorang berperawakan tinggi datang, yang tak lain dosenku.
“Rofikoh ya?”
“Iya Pak” jawabku dengan nada sopan.
“Bapak ada tawaran menarik, Rofikoh kan sering buat karya ilmiah, tahun ini akan diadakan MTQ, Fiqoh siap untuk perwakilan Kecamatan Cikureang?”
Aku diam tidak langsung mengiyakan, tapi ada semilir angin. Sejuk.
“Pak, tapi saya belum pengalaman di MTQ”
“Bapak percaya fiqoh bisa” Dengan nada meyakinkan.
“Iya Pak, saya akan berusaha semampu saya”

****
Waktu terus berjalan dari mempersiapkan judul sampai mesin ketik zaman doeloe. Dapat di bayangkan dong, itu bukan sesuatu yang mudah. Untuk kegiatan latihan aja. Jemari ini sampai bengkak. Tapi tak mengapa, aku akan terus belajar dan belajar.
Aku mencoba menghubungi pihak Kecamatan dari tanah kelahiranku.
“Assalamualaikum Pak, Untuk pihak MMQ (Musabaqah Makalah Al-Qur’an) sudah ada Pak?”tanyaku antusias, “Kalau belum saya mau Pak”.
“Udah ada” jawabnya super singkat.
“Iya Pak, terimaksih infonya” Ada gurat kecewa. Aku berharap aku menjadi perkwakilan di Kecamatanku, tapi mau di bilang apa. Mungkin aku belum pengalaman. Dan belum di percaya. Aku dengan terpaksa menerima tawaran dari Kecamatan lain, dan akan aku berikan yang terbaik yang aku bisa.
Aku pernah mendengar suatu quote “Kalau ingin menjadi pemenang, pergilah, jangan berdiam diri di tempat kelahiran”. :D sepertinya ndak seperti itu juga kalimatnya.



****
Tibalah waktu yang di tunggu-tunggu, aku berangkat menuju kecamatanku, naik sebuah bus pesantren. Karena kebetulan sebagian besar kawan-kawanku anak pesantren. Dan aku tidak, seorang gadis tamatan SMA. Dapat kebayang perbedaannya.
“Kak, Kakak kuliah Staisar ya” Tanya seorang remaja perempuan di sampingku.
“Oh, Iya dik, Nama kakak Rofikoh”
“Nama Saya Ainun Kak” jawabnya sangat santun.
Aku mulai tertarik dengan adik-adik pesantren, semuanya sangat menghargaiku. Semuanya menganggap aku sebagai kakak mereka. Luar biasa rasanya. Ada siluet tersendiri.


****
Dan waktu berselang beberapa hari, aku berangkat menuju tempat lokasi naik sebuah mobil L-Tor bak terbuka. Dari kecamatan-kecamatan lain banyak menggunakan mobil pribadi ala tuan putri, intinya nggak ada yang spsial sepertiku, Hahaha. Tapi aku baru sadar semua itu menempa jati diri agar tak memanja.
Adik-adikku tak luput mengantarkanku. Setelah di bacakan segala tata cara pengerjaan ilmiah, kami semua sibuk dengan kegiatan kami, pening mendengar suara mesin ketik yang saling bersahut-sahutan.
Alhamdulillah, aku dapat menyelesaikan tugasku dengan sempurna :D walau nggak sempurna-sempurna banget.

****
Pengumuman babak penyisihan, dan masuk ke babak final. Aku ada diantara tiga besar.
Sungguh kaget, senang, Rasanya dapat kado dari alam lain.
****

Selang tiga hari aku mengetik kembali, dari awal lancar, kemudian pertengahan. Perutku mual, asam lambung kambuh. Aku permisi keluar ruangan, dan muntah-muntah.
‘Ya Allah, permudahlah hamba’ Sungguh sedih, semua ketikkan karya ilmiah belum selesai, fisik semakin drop, dan nanti sore, aku mesti presentasi hasilku.
Aku perbaiki mindset, minum obat, makan siang. Alhamdulillah fisik mulai membaik. Go, aku lanjutkan semua ketikan di mesin kesayanganku. Yang bunyinya sampai menggetarkan gendang telinga.

****
Presentase di tengah-tengah dewan juri, peserta dan para penonton. Di sudut lain aku melihat sosok Bapak dari pihak kecamatanku, memberikan tepuk tangan dalam hening. Dengan tatapan mata yang sukar di mengerti.


****
Pengumman dan penutupan, di siarkan langsung oleh radio di Kabupaten, dan Ayah Bunda, saudara, sanak famili datang.
Dan untuk Bidang MMQ juara 1 adalah “Rofikoh Yuliyanti”
Aku sujud syukur, aku, seorang anak petani dari sebuah kampong yang mungkin takkan pernah di dengar oleh orang lain di Kabupaten apalagi di Negeri ini. Ya Kampung itu bernama “Mukti Lincir”.
Aku datang kea rah Bunda, yang menyambutku dengan sangat bangga “Bunda, ini untuk Bunda” aku serahkan Piagam dan Piala berharga itu Aku memeluk erat ada isak yang tak dapat aku artikan semoga Bunda bahagia.

****

Dan aku menginjakkan kaki untuk tingkat Provinsi, Nagan Raya adalah Kabupaten yang menjadi tuan rumah Mtq 2015. walau aku tidak menang. Aku benar-benar sakit parah ketika hari H, tak mengapa. Semua ini memberi pejaran yang sangat istimewa.
#OneDayOnePost
#MenulisSetiapHari
_____Suatu hari nanti, kamu akan mengerti perjuangan yang sangat berat ini Ananda (Calon Anakku)



4 komentar: